“STRUKTUR
dengan SOBEKAN BERULANG VETIKAL”
Dalam
Pameran Lukis dan Patung Jawa Tengah 2006
5
- 12 JUNI - 2006
Di Galeri Seni Rupa Taman
Budaya Jawa Tengah (TBS)
Jl
Ir. Sutami 57 Kentingan Surakarta
PENGANTAR
KARYA SENI
Oleh
:
DRS. AGUS NUR
SETYAWAN, M. HUM.
NIP:
195603121987031001
JURUSAN
SENI RUPA MURNI
FAKULTAS
SASTRA DAN SENI RUPA
DEPARTEMEN
PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2006
KATA
PENGANTAR
Tulisan Pengantar Karya Seni ini dibuat sebagai pertanggung-jawaban
akademis penulis sebagai staf pengajar untuk ikut berperan serta aktif dalam pengembangan keprofesian penulis maupun pengembangan pendidikan di Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas
Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Adapun karya seni dengan judul:
“STRUKTUR dengan SOBEKAN BERULANG VERTIKAL”,
Karya penulis telah dipublikasikan dalam Pameran Lukis
dan Patung Jawa Tengah, Di Galeri Seni Rupa Taman Budaya Jawa Tengah
(TBS), Jl Ir. Sutami 57 Kentingan
Surakarta Tanggal : 5 - 12 JUNI – 2006.
Terima
kasih kepada tim pakar jurusan seni rupa murni (peer reviewer)
yang telah memeriksa dan melakukan verifikasi, demikian pula kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam keterlibatannya pada pelaksanaan pameran tersebut.
.
Surakarta,
12 JUNI – 2006
Pelaksana
DRS. AGUS
NUR SETYAWAN, M. HUM.
NIP:
195603121987031001
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Seri ketiga dari gagasan penciptaan yang bertitik tolak dari bahan
lembaran, berupa panggabungan dua bilah lembaran yan dikomposisikan sejajar
dalam konfigurasi berdiri. Perulangan dari hasil irisan bahan yang kemudian dilipat, dikonstruksi secara cermat sehingga
membentuk perulangan yang menghasilkan citra irama tertentu. Motiv penciptaan
dengan landasan pemikiran pemecahan bahan yang minimalis ini, sesungguhnya tak
habis menyajikan tantangan. Hanya keberhasilannya sanhat dipengaruhi oleh
serangkaian percobaan dan eksperimentasi irisan yang melahirkan bentuk sobekan
itu. berangkat dari pemikiran itulah, maka penciptaan karya seni patung dalam
serial komposisi sonbekan masih akan terus berlanjut, sejauh misteri
kebentukannya masih menyajikan tantangan kreatif penulis.
Secara struktural, aspek kebentukan yang diangkat tidak bisa dilepaskan
dari keterikatannya dengan karateristik bahan yang bisa dipakai. Dan sejauh
komposisi sobekan masih mampu menyajikan misterinya, maka selama itu penciptaan
dengan pendekatan semacam masih akan terus dilakukan. Dalam hal ini, sesuai
dengan ide dasarnya, maka sudah barnagtentu karya yang hadir sangat sesuai bagi
patung ruang luar (outdoor sculpture).
B.
Rumusan Masalah.
1.
Bagaimana
merumuskan tema struktur sebagai gagasan penciptaan karya patung berjudul
“Komposisi dengan Sobekan Berulang Vertikal”?
2.
Bagaimana
mendeskripsikan visualitas/perwujudan karya patung “Komposisi dengan Sobekan
Berulang Vertikal”?
C.
Tujuan Penulisan.
1.
Merumuskan
gagasan penciptaan tema struktur ke dalam karya patung berjudul “Komposisi
dengan Sobekan Berulang Vertikal”.
2.
Mendeskripsikan
implementasi tema struktur dalam visualitas/ perwujudan karya patung berjudul
“Komposisi dengan Sobekan Berulang Vertikal”.
D. Gagasan
Penciptaan (Implementasi Teoritis).
Secara
konvensional, seni patung didefinisikan sebagai perwujudan atau ungkapan
ekspresi estetis dalam bentuk tiga dimensional. Sedangkan sebuah gejala
visualitas dapat dikatakan tiga dimensi apabila kehadiran bentuknya memiliki
skala panjang, lebar dan tinggi. Adapun
karakteristik dari bentuk yang berskala panjang, lebar dan tinggi adalah
keberadaan ruang yang nyata adanya. Realitas kedalamann ruang itu memungkinkan
penghayat untuk mengelilingi karya secara memutar penuh 3600.
Auguste
Rodin, seorang pematung kelahiran Perancis yang disebut sebagai bapak seni
patung moderen, menyatakan bahwa keindahan hakiki sebuah karya seni patung pada
dasarnya adalah komposisi dari kecekungan dan kecembungan semata (Hale, 1972).
Dalam bahasa teknis seni rupa, apa yang disebut kecembungan adalah ruang
bervolume yang memiliki kepejalan massa (masif atau padat), disebut sebagai
ruang positif. Sebaliknya, kecekungan sebagai ruang yang tidak bervolume, alias
kosong atau hampa disebut sebagai ruang negatif.
Bertitik
tolak dari pemahaman di atas, kehadiran sebuah lembaran plat logam yang dua
dimensional itu, dalam pandangan penulis menyajikan sebuah tantangan kreatif,
yang mendorong penulis untuk mampu memecahkan problem estetis dengan
mewujudkannya menjadi sebuah karya seni patung (tiga dimensi) dengan tanpa
menambah atau mengurangi bahan dasarnya. Dan berdasarkan serangkaian percobaan
dan studi yang penulis lakukan, tantangan itu bisa dijawab dengan hanya
melakukan tindakan; mengiris bahan dasar (plat logamnya) untuk kemudian membuat
tekukan hasil irisan itu. Adapun estetika karya dari serial bahan lembaran ini
disajikan melalui upaya penulis dalam menyajikan karakteristik pola irisan dan
tekukannya, sehingga masing-masing karya memilikim keunikan dan kekhasannya
sendiri-sendiri.
Sejalan dengan
pemikiran di atas, karya patung berjudul “Komposisi dengan Sobekan Berulang
Vertikal” estetikanya dibangun berdasarkan perpaduan komposisi yang terjadi
sebagai jalinan struktural dari pola irisannya, di mana ketika irisan dibuat
tekukan akan menghasilkan ruang positif, dan
sekaligus ruang negatif sebagai sisa tekukan. Perpaduan sruktural antara
ruang positif dan ruang negatif inilah yang dikelola berdasarkan dua bilah
bahan dasarnya, yang kemudian disatukan dengan cara disejajarkan penyajiannya
di atas alas.
E. Deskripsi Karya
patung “Struktur dengan Sobekan Berulang
Vertikal”.
Karya berjudul
“komposisi dengan Sobekan Berulang Vertikal” merupakan salah satu dari
rangkaian serial karya dengan pendekatan eksplorasi bahan dasar lembaran (dua
dimensional) berupa plat baja yang kemudian dieksplorasi kedalaman-ruangnya dengan cara
membuat sejumlah irisan dan tekukan atau lipatan. Keunikan karya ini dibangun
berdasarkan komposisi dari interaksi antara tekukan dari ruang positif, yang
kemudian menghasilkan ruang negatif sebagai sisa dari irisan lembaran.
Dalam prakteknya, eksekusi karya
didasarkan pada sketsa karya yang telah disiapkan, dan hasil sketsa dibuat berdasarkan sejumlah percobaan komposisi. Mula-mula komposisi
karya dicari dengan melakukan serangkaian percobaan, dengan jalan menggunting,
mengiris, dan melipat. Percobaan dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan
bentuk ideal yang diinginkan. Komposisi yang dipilih kemudian direalisasi
dengan menggunakan bahan permanen berupa plat baja berukuran tebal 3 mm. Dalam
proses penggarapannya,
pekerjaan membuat sobekan, tekukan hingga mendapatkan bentuk yang diinginkan
dan pengecatan dilakukan oleh jasa bengkel las, di bawah arahan penulis sebagai
kreator.
Karya ini digagas
sebagai karya ruang luar (outdoor sculpture), sehinga pemilihan
bahan sengaja dijatuhkan pada plat baja. Cara penyajiannya dibantu dengan
sebuah alas sehingga karya patung tampil dengan anggun mantab. Sedangkan
pewarnaan dipilih warna komplemen, atau yang bersebarangan berdasarkan skema
warna Brewster (Encyclopaedia Encarta,
1999).
Untuk lebih
mengekspose karya, peyajian dilakukan dengan cara meletakkan karya di atas
sebuah alas pejal/masif dengan ketinggian satu-setengah sampai dua kali tinggi
karya patung (dalam contoh gambar alas tidak disertakan). Sedangkan lokasi
penempatan patung adalah di luar ruang, atau ruang terbuka (outdoor sculpture).
Daftar Bacaan.
Encyclopaedia Encarta,
1999. (CD. Rom)
Feldman, Edmund Burke. Varieties of Visual Experience. Basic Edition. New York: Harry N. Abrams Inc. Basic Edition. 1967.
Hale, William Harlan. The World of Rodin 1840-1917. Nederland. Time-Life International. 1972.
“Komposisi dengan
Sobekan Berulang Vertikal”, 68 X 58 X 60
cm. Plat baja dicat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar