Gagasan Estetis Tema Struktur
Dan Implementasinya Ke Dalam Karya Seni Patung “Komposisi Dengan Sobekan
Melingkar”
agus n. setyawan
agus n. setyawan
A. Latar Belakang Masalah.
Minimalisme
adalah suatu cara pengungkapan gagasan estetis yang mengutamakan persoalan sacara
esensial. Sebagai konsekuensinya, karya-karya yang dibuat dengan pendekatan
minimalisme cenderung mengejar kemurnian dan kesederhanaan bentuk, salah satu
diantaranya berupa geometrik abstrak (Muhidin M. Dahlan, 2009). Tertarik dan terpikat dengan landasan
penciptaan dalam pendekatan tersebut, penulis mengangkat persoalan kebentukan
dalam seni patung yang tiga dimensional itu, dengan pendekatan, bagaimana bila
visualitasnya dipecahkan dengan pendekatan bahan yang sifatnya lembaran, dengan
tanpa melakukan penambahan maupun pengurangan bahan yang digunakan?
Asumsinya,
tentu akan terdapat banyak tantangan kreatif yang harus dihadapi, untuk dapat
menghadirkan problematika aspek bentuk (form)
secara tiga dimenional, dengan meanfaatkan bahan yang berskala dua dimensional.
Meskipun gagasn dasar penciptaannya sebenarnya tidak bertolak dari aliran
minimalisme itu. akan tetapi murni berdasarkan potensi estetis yang dikandung
materi, dalam hal ini bahan berupa lembaran, yang memunculkan semacam tantangan
kreatif penulkis, untuk dapat memecahkannya secara artistik.
Pendekatan-pendekatan
teknis tentu tidak bisa dilepaskan, sehubungan dengan proyek penciptaan yang
berlangsung secara serial ini (dieksekusi dalam beberapa karya dengan
pendekatan sama, namun dalam visualitas bentuk yang berbeda). Pendekatan teknis
yang dimaksud adalah, harus mengawali proses penciptaannya melalui serangkaian
percobaan dan eksperimentasi, melalui bahan kertas, untuk akhirnya bisa
diseleksi satu diantaranya, yang dianggap mampu mereprisentasikan gagasan
penciptaan penulis. Bersamaan dengan percobaan-percobaan ini, abstraksi tentang
bahan, cara penyajian termasuk aspek warna secara simultan silih berganti
mengisi wacana pemikiran penulis, sebagai bagian dari proses penciptaan yang
berlanngsung.
Ekspresi
estetis karya seni patung berjudul “Komposisi Dengan Sobekan Melingkar”, merupakan
implementasi kongkrit dari wacana konsep struktur dalam serial penciptaan
karya-karya penulis, sebagaiaman terlihat, bahwa bentuk irisan yang dibuat akan
berimplikasi langsung terhadap bentuk sobekan yang diakibatkannya, dan pada
gilirannya, komposisi dari organisai garis, bidang dan pewarnaan ini secara
keseluruhan mengekspresikan dari sebuah organisasi yang utuh dan total sebagai
sebuah struktur gagasan.
B.
Rumusan Masalah.
1.
Bagaimana merumuskan
tema struktur sebagai gagasan penciptaan karya patung berjudul “Komposisi
dengan Sobekan Melingkar”?
2.
Bagaimana
mendeskripsikan visualitas/perwujudan karya patung “Komposisi dengan Sobekan
Melingkar”?
C.
Tujuan Penulisan.
1.
Merumuskan
gagasan penciptaan tema struktur ke dalam karya patung berjudul “Komposisi
dengan Sobekan Melingkar”.
2.
Mendeskripsikan
implementasi tema struktur dalam visualitas/ perwujudan karya patung berjudul
“Komposisi dengan Sobekan Melingkar”.
D. Gagasan
Penciptaan (Implementasi Teoritis).
Secara
konvensional, seni patung didefinisikan sebagai perwujudan atau ungkapan
ekspresi estetis dalam bentuk tiga dimensional. Sedangkan sebuah gejala
visualitas dikatakan tiga dimensi apabila kehadiran bentuknya memiliki skala
panjang, lebar dan tinggi. Adapun
karakteristik dari bentuk yang berskala panjang, lebar dan tinggi adalah
keberadaan ruang yang nyata adanya. Realitas kedalamann ruang itu memungkinkan
penghayat untuk mengelilingi karya secara memutar penuh 3600.
Seorang
pematung kelahiran Perancis yang disebut sebagai bapak seni patung moderen, Auguste
Rodin, menyatakan bahwa keindahan hakiki sebuah karya seni patung pada dasarnya
adalah komposisi dari kecekungan dan kecembungan semata (Hale, 1972). Dalam
bahasa teknis seni rupa, apa yang disebut kecembungan adalah ruang bervolume
yang memiliki kepejalan massa (masif atau padat), disebut sebagai ruang positif.
Sebaliknya, kecekungan sebagai ruang yang tidak bervolume, alias kosong atau
hampa disebut sebagai ruang negatif.
Bertitik
tolak dari pemahaman di atas, kehadiran sebuah lembaran plat logam yang dua
dimensional itu, dalam pandangan penulis menyajikan sebuah tantangan kreatif,
yang mendorong penulis untuk mampu memecahkan problem estetis dengan mewujudkannya
menjadi sebuah karya seni patung (tiga dimensi) dengan tanpa menambah atau
mengurangi bahan dasarnya. Dan berdasarkan serangkaian percobaan dan studi yang
penulis lakukan, tantangan itu bisa dijawab dengan hanya melakukan tindakan;
mengiris bahan dasar (plat logamnya) untuk kemudian membuat tekukan hasil
irisan itu. Adapun estetika karya dari serial bahan lembaran ini disajikan melalui
upaya penulis dalam menyajikan karakteristik pola irisan dan tekukannya,
sehingga masing-masing karya memilikim keunikan dan kekhasannya
sendiri-sendiri.
E.
Deskripsi
(Implementasi Visual) “Komposisi dengan
Sobekan Melingkar”.
Serial lanjut dari tema struktur dengan pendekatan
penjelajahan materi lembaran adalah karya patung dengan judul “Komposisi dengan Sobekan Melingkar”. Pada
prinsipnya cara penggarapan karya ini sama dengan serial sebelumnya yang
berjudul “komposisi dengan sobekan berulang vertikal”. Yaitu serangkaian
percobaan
dilakukan dengan
“Komposisi
dg Sobekan Melingkar”
memanfaatkan bahan bantu kertas, digunting, diiris, dilipat
dan seterusnya. Pada titik di mana percobaan menemukan suatu komposisi ideal,
terutama
dipengaruhi oleh proporsi antara sobekan dan sisanya, atau dalam istilah teknis
desain perupaan disebut dengan keseimbangan proporsional antara ruang negartif
dan ruang positif, maka pencarian dan penjelajahan bentuk dihentikan.
Karakteristik karya ini terutama
ditunjukkan dalam cara penyajian karya. Yakni patung berdiri dengan tumpuan
dari sudut-sudut lembaran yang direntangkan kemudian disambungkan dengan alas
berupa plat yang dilas mati.
Dari cara irisan dan rentangan sudut lembaran, didapat suatu komposisi yang
mengesankan antara lingkaran yang tercipta dari sobekan, dengan irisan di
tengah lembaran. Pelipatan dari irisan melingkar ini selanjutnya menghasilan
suatu bentuk komposisi ruang positif dari sobekan yang berpadu terbalik dengan
ruang negatif yang ditinggalkan dari tekukan irisan lembaran plat. Kekuatan dan
keindahan dari komposisi karya patung berjudul dengan pendekatan penjelajahan
bahan lembaran dua dimensional menjadi tiga dimensional dengan cara membuat
irisan dan tekukan, sebagai karya berjudul “komposisi dengan sobekan melingkar”
ini dihadirkan terutama oleh keutuhan dan ketunggalan bahan yang solid dari
satu bahan lembaran (monolitik), dan bukan merupakan
sambungan. Sedangkan aspek pewarnaannya
ditentukan
dan disesuaikan dengan karakter bahannya yang bersifat hasil industri (plat
baja), sehingga warna mencolok dengan bahan solid dianggap cukup memadai.
Daftar Bacaan.
Hale,
William Harlan. The World of Rodin
1840-1917. Nederland. Time-Life International. 1972.
Muhidin M. Dahlan, dkk. 2009. Gelaran Almanak Seni
Rupa Jogja 1999-2009, Yogyakarta, Gelaran Budaya.
sculpture |
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar