Senin, 06 Agustus 2012

“KOMPOSISI dengan SOBEKAN GRADASI SIMULTAN”



“KOMPOSISI dengan SOBEKAN GRADASI SIMULTAN”
DALAM PAMERAN LUKIS DAN PATUNG JAWA TENGAH
25 – 30 April  2010
Di Galeri Seni Rupa Taman Budaya Jawa Tengah (TBS)
Jl Ir. Sutami 57 Kentingan Surakarta

PENGANTAR KARYA SENI
Oleh :

DRS. AGUS NUR SETYAWAN, M. HUM.
NIP: 195603121987031001

JURUSAN SENI RUPA MURNI
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010

KATA PENGANTAR
          Tulisan Pengantar Karya Seni ini dibuat sebagai pertanggung-jawaban akademis penulis sebagai staf pengajar untuk ikut berperan serta aktif dalam pengembangan keprofesian penulis maupun pengembangan pendidikan di Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.  Adapun karya seni dengan judul: “KOMPOSISI dengan SOBEKAN GRADASI SIMULTAN”, Karya  penulis telah dipublikasikan dalam PAMERAN LUKIS DAN PATUNG JAWA TENGAH, 25 – 30 April  2010, di Galeri Seni Rupa Taman Budaya Jawa Tengah (TBS), Jl Ir. Sutami 57 Kentingan, Surakarta.
        Terima kasih kepada tim pakar (peer reviewer) Jurusan Seni Rupa Murni yang telah memeriksa dan melakukan verifikasi, demikian pula kepada semua pihak yang telah membantu  penulis dalam pelaksanaan Pameran tersebut.
Surakarta, 30 April 2010
                                                                                    Pelaksana
DRS. AGUS NUR SETYAWAN, M. HUM.
NIP: 195603121987031001
 
Gagasan Estetis Tema Struktur
Dan Implementasinya Ke Dalam Karya Seni Patung “Komposisi Dengan Sobekan Gradasi Simultan”

A.   Latar Belakang Masalah.
Hakekat dari kehadiran sebongkah karya patung pada dasarnya adalah perpaduan kompositoris antara kecekungan dan kecembungan (William Harlan Hale, 1972),  yang diorganisasikan secara komprehensif sehingga mencapai kondisi yang disebut menyatu (unity). Secara lebih terperinci, tata kelola organisasi gatra cekung dan cembung itu realitasnya adalah manifestasi dari unsur-unsurnya yang berupa garis, bidang, barik atau tekstur dan beberapa unsur lainnya, dengan pendekatan prinsip desain (Ocvirk, 1986).
Batasan kesepakatan sebagaimana diuraikan di atas, menjadi semacam acuan, darimana tantangan kreatif menyembul. Tantangan itu muncul dari bahan yang berupa lembaran atau dua dimensional, dalam hal ini plat baja, bagaimana harus dikelola sehingga mampu dihadirkan menjadi suatu bentuk yang tiga dimensional, atau karya patung. Sebagaimana diketahui, menifestasi fenomena seni patung sebagai bentuk tiga dimensional adalah brsifat absolut. Berangkat dari pendekatan ini, penulis mengangkat pokok persoalan struktur lembaran yang dikomposisikan menjadi karya patung, dalam suatu serial penciptaan.
Pada ranah gaya pengungkapannya, karya bisa dikatan termasuk gaya Minimalisme, yaitu  suatu gerakan seni yang berkaitan dengan seni rupa (visual art) dan musik yang mengangkat esensi dari sesuatu bentuk maupun konsep, dengan membuang yang tidak esensial. Minimalisme dalam dunia seni rupa lebih sering disebut sebagai minimal art, yang secara spesifik mempreteli unsur-unsurnya yang kemudian disajikan dengan cara yang sangat personal. Pada umumnya diwujudkan dalam citra abstrak dengan bentuk-bentuk yang geometrik (http://www.artcyclopedia.com/history/minimalism.html, diakses 06/05/2012-09.56 am).
Sejalan dengan batasan di atas, gagasan estetika struktur dalam kaitannya dengan penciptaan ini berupaya membedah keterbatasan bahan dasar yang menjadi medium utama penciptaan yang dua dimensional itu (berupa lembaran), ke dalam wujud barunya yang tiga dimensional. Karya ini merupakan seri keempat dari gagasan penciptaan yang beritik tolak dari bahan lembaran. Adapun nilai pesan gagasan disajikan melalui komposisi dari bilah-bilah sobekan yang dilipat secara simultan dalam ukuran yang gradual mengecil, menyiratkan kesinambungan tanpa akhir dari struktur sobekan itu.

B.   Rumusan Masalah.
1.   Bagaimana merumuskan tema struktur sebagai gagasan penciptaan karya patung berjudul “Komposisi dengan Sobekan Gradasi Simultan”?
2.   Bagaimana mendeskripsikan visualitas/perwujudan karya patung “Komposisi dengan Sobekan Gradasi Simultan”?
C.   Tujuan Penulisan.
1.   Merumuskan gagasan penciptaan tema struktur ke dalam karya patung berjudul “Komposisi dengan Sobekan Gradasi Simultan”.
2.   Mendeskripsikan implementasi tema struktur dalam visualitas/ perwujudan karya patung berjudul “Komposisi dengan Sobekan Gradasi Simultan”.
D.  Gagasan Penciptaan (Implementasi Teoritis).
Secara konvensional, seni patung didefinisikan sebagai perwujudan atau ungkapan ekspresi estetis dalam bentuk tiga dimensional. Sedangkan sebuah gejala visualitas dikatakan tiga dimensi apabila kehadiran bentuknya memiliki totalitas skala panjang, lebar dan tinggi.  Adapun karakteristik dari bentuk yang berskala panjang, lebar dan tinggi adalah keberadaan ruang yang nyata adanya. Realitas kedalamann-ruang itu memungkinkan penghayat untuk mengelilingi karya secara memutar penuh 3600.
Sebagaimana batasan yang dilontarkan Auguste Rodin, seorang pematung kelahiran Perancis, menyatakan bahwa keindahan hakiki sebuah karya seni patung pada dasarnya adalah komposisi dari kecekungan dan kecembungan semata. Dalam bahasa teknis seni rupa, apa yang disebut kecembungan adalah ruang bervolume yang memiliki kepejalan massa (masif atau padat), disebut sebagai ruang positif. Sebaliknya, kecekungan sebagai ruang yang tidak bervolume, alias kosong atau hampa disebut sebagai ruang negatif.
Bertitik tolak dari pemahaman di atas, kehadiran sebuah lembaran plat logam yang dua dimensional itu, dalam pandangan penulis menyajikan sebuah tantangan kreatif, yang mendorong penulis untuk mampu memecahkan problem estetis dengan mewujudkannya menjadi sebuah karya seni patung (tiga dimensi) dengan tanpa menambah atau mengurangi bahan dasarnya. Dan berdasarkan serangkaian percobaan dan studi yang penulis lakukan, tantangan itu bisa dijawab dengan hanya melakukan tindakan; mengiris bahan dasar (plat logamnya) untuk kemudian membuat tekukan hasil irisan itu. Adapun estetika karya dari serial bahan lembaran ini disajikan melalui upaya penulis dalam menyajikan karakteristik pola irisan dan tekukannya, sehingga masing-masing karya memilikim keunikan dan kekhasannya sendiri-sendiri.

1. Deskripsi (implementasi visual) “Komposisi dengan Sobekan Gradasi Simultan”
Serial ketiga dari proses penciptaan dengan pendekatan bahan lembaran, dengan tema struktur, diungkapkan dalam karya patung berjudul “Komposisi dengan Sobekan Gradasi Simultan”. Judul ini merepresentasikan suatu sistem yang kontinyu, tak terhingga,  yang diekspresikan melalui sobekan bahan lembaran yang semakin mengecil
(gradual/gradasi), dan secara imajiner, realitas karya menstimuli gagasan penghayat untuk secara serentak (simultan) dengan propses penghayatan yang sedang dilakukannya, juga bertindak kreatif melanjutkan sendiri kreasi sobekan terusannya.
          Pencapaian artistik karya seni patung ini didasarkan pada pemanfaatan bahan dasar berupa plat baja/logam itu secara maksimal, yang dikerjakan tanpa memerlukan penambahan untuk mencapai target kedalaman-ruang tiga dimensionalnya. Sama dengan proses penciptaan pada serial pendekatan bahan lembaran lainnya, pekerjaan diawali dengan melakukan sejumlah percobaan melalui serangkaian “pencarian” bentuk dengan membuat sketsa-sketsa. Dengan memakai lembaran-lembaran kertas karton, sketsa dibuat dengan melakukan sejumlah sobekan dan guntingan serta lipatan-lipatan. Eksekusi sketsa dihentikan manakala komposisi ideal dirasa telah dicapai. Dalam pelaksanaannya, penggarapan karya diserahkan kepada seorang ahli untuk melakukan irisan dan penekukan plat baja. Kemudian melakukan perakitan pada alas sekaligus pengecatan karya.
          Karya ini bisa dikatakan berbeda dengan karya-karya serial sobekan lembaran lainnya, yakni pada cara penyajiannya. Bila karya serial 1 dan 2 dihadirkan dalam kopmposisi tegak dan berdiri bebas, maka karya Komposisi dengan Sobekan Gradasi  Simultan menempel pada dinding. Cara penempatan ini sengaja dilakukan untuk mendapatkan efek perhatian pengamat lebih maksimal, disebabkan karakter bentuk patungnya yang lebih akan terekspose pada sudut pandang sejajar mata, dari pada harus diletakkan di atas alas yang mengakibatkan interaksi dengan ruang disekelilingnya yang dirasa kurang menguntungkan. Dengan cara ini pula, justru diharapkan kehadiran karya akan ‘terangkat’ sehingga mampu menarik perhatian pengamat, atau lebih “eye catching”, karena pada dinding yang sama berjajar sejumlah lukisan yang kehadirannya mampu mencolok perhatian karena mengekspose warna. Untuk mengimbangi kekuatan warna itulah maka kedalaman-ruang patung atau relief dari karya ini, yang ‘meloncat keluar’ dari bidang datar alasnya, diharapkan akan mampu tidak hanya mengimbangi kehadiran lukisan-lukisan di sampingnya, lebih dari itu justru mendominasi.
Daftar Bacaan.
Hale, William Harlan. The World of Rodin 1840-1917. Nederland. Time-Life            International. 1972.

Ocvirck, Otto, G. at all. Art fundamental , Theory  & Practice. McGraw Hill. USA,         
           International Edition. 1998.

“Komposisi dg Sobekan Gradasi Simultan” 116 X 69 X 38,5 cm plat baja dicat pada papan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar