“PROBLEM
GANDA”
DALAM
PAMERAN SENI RUPA
ArtXpose
2010
JURUSAN
SENI RUPA MURNI FSSR-UNS
5
- 12 JUNI - 2010
Di
Galeri Seni Rupa Taman Budaya Jawa Tengah (TBS)
Jl
Ir. Sutami 57 Kentingan Surakarta
PENGANTAR
KARYA SENI
Oleh
:
DRS. AGUS NUR
SETYAWAN, M. HUM.
NIP:
195603121987031001
JURUSAN
SENI RUPA MURNI
FAKULTAS
SASTRA DAN SENI RUPA
DEPARTEMEN
PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
KATA
PENGANTAR
Tulisan Pengantar Karya Seni ini dibuat sebagai pertanggung-jawaban
akademis penulis sebagai staf pengajar untuk ikut berperan serta aktif dalam
pengembangan keprofesian penulis maupun pengembangan pendidikan di Jurusan Seni
Rupa Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta. Adapun karya seni dengan judul:
“PROBLEM GANDA”, Karya Drs. Agus Nur Setyawan, M. Hum., telah
dipublikasikan dalam Pameran seni rupa Art Xpose 2010 Jurusan Seni Rupa Murni
FSSR- UNS, di Galeri Seni Rupa Taman Budaya Jawa Tengah
(TBS) Jl Ir. Sutami 57
Kentingan, Surakarta, Tanggal : 5 -
12 JUNI – 2010.
Terima kasih
kepada tim pakar jurusan seni rupa murni (perr
reviewer) yang telah memeriksa dan melakukan verifikasi, demikian pula kepada
semua pihak yang telah membantu penulis
dalam keterlibatannya pada Pameran tersebut.
Surakarta, 10 Juni 2010
Pelaksana
DRS. AGUS NUR SETYAWAN, M. HUM.
NIP: 195603121987031001
Gagasan
Estetis Tema Struktur Dan Implementasinya
Dalam
Karya Seni Patung “Problem Ganda”
A. Latar Belakang Masalah.
Hidup adalah masalah, kata pepatah. Dan menjalani hidup adalah mengatasi
masalah. Tidak ada pengecualian bagi makhluk yang diberi kesempatan hidup di
dunia ini oleh sang Pencipta, untuk bisa menghindar dari masalah atau dalam
kata lain disebut juga problem yang menghadang. Begitu seseorang, atau seekor
makhluk lahir ke dunia, dengan serta-merta ia harus sudah memulai dengan
tantangan yang menghadangnya. Apakah itu dalam wujud cuaca (tentu terdapat
perbedaan suhu, ketika makhluk itu masih di dalam perut, dengan di alam fana
ini), aau yang lainnya. Bagi seorang anak, kebutuhan pemenuhan kalori dan
nutrisi harus segera dicukupi, meski dalam hal ini dibantu oleh ibunya.
Realitas kehadiran masalah atau problem barangkali selama ini hanya
disadari, berdasarkan yang dihadapinya, dirasakan tunggal saja adanya, meski
sesungguhnya yang tunggal itu terbentuk dari berkumpulnya unit-unit persoalan
kecil yang menyatu. Dana kemunculan masalah pada dasarnya tidaknya berdiri
sendiri, otonom dan independen atau bebas variabel. Tidak. Namun dipengaruhi
dan sekaligus berpengaruh baik secara timbal balik, atau bahkan jalin-menjalin sau
dengan yang lain. Ia, masalah atau problem itu, adalah bagian integral dari
suatu struktur masalah itu.
Gagasan penciptaan karya seni patung berjudul “Problem Ganda” berangkat
dari kesadaran kenyatan akan kehidupan yang tak terelakkan dari adanya problem.
Sementara wajah problem itu sendiri memiliki ketidak-terbatasan wujud. Melalui
bentuk pahatan kayu jati yang ditemukan, di mana kondisi alamiah material
(medium karya) sudah memiliki strukturnya sendiri, penulis merespon bentuk yang
ada, kemudian melakukan penciptaan secara ide berjalan, di mana gagasan bentuk
(form) ditemukan sekaligus
dimunculkan bersamaan proses pemahatan material.
B.
Rumusan Masalah.
1.
Bagaimana
merumuskan tema struktur sebagai gagasan penciptaan karya patung berjudul “Problem Ganda”?
2.
Bagaimana
mendeskripsikan visualitas/perwujudan karya patung “Problem Ganda”?
C.
Tujuan Penulisan.
1.
Merumuskan
gagasan penciptaan tema struktur ke dalam karya patung berjudul “Problem Ganda”.
2.
Mendeskripsikan
implementasi tema struktur dalam visualitas/ perwujudan karya patung berjudul “Problem Ganda”.
D. Gagasan
Penciptaan (Implementasi Teoritis).
Sebagai makhluk hidup, setiap individu tak bisa
menghindarkan dirinya dari kenyatan menghadang, yaitu masalah. Masalah atau problem hadir dalam beragam
wajah dan bentuk, kadar serta jumlahnya. Bisa jadi masalah muncul satu satu,
namun tak jarang masalah atau problem pada saat yang sama menghadang lebih dari
satu sekaligus.
Kompleksitas problem memiliki karakteristiknya
sendiri-sendiri. Namun tak seorang pun mampu menghindar dari kenyataan dan
realitas kehadiran problem. Karena hidup
itu problem. Dengan kata lain, kehidupan ini pada dasarnya adalah sebuah
struktur yang terbangun dari beragam masalah atau problem. Dan eksistensi seorang
dipertaruhkan, diuji, dipengaruhi bahkan ditentukan oleh kemampuan intelektual
dan pengalaman hidupnya dalam berinteraksi dengan problem. Kapasitas seseorang
apakah dia berhak diberi status sebagai seorang pemimpin, atau sebagai
seseorang dengan profesi tertentu, pada dasarnya adalah produk dan hasil dari
kemampuannya dalam menghadapi dan menyelesaikan sejumlah tantangan dalam bentuk
apa yang disebut sebagai masalah atau problem itu. Itu semua sebuah
keniscayaan. Manusia dan masalah, dalam eksistensi kehidupannya adalah sebuah struktur
yang tak terelakkan.
E.
Deskripsi
Karya Patung “PROBLEM GANDA”
Sebagai upaya
memberikan gambaran kongkrit perwujudan karya, berikut dipaparkan keberadaan
karya secara verbal, dengan pendekatan deskriptif formalistik. Deskriptif
formalistik artinya memerikan keadaan objek secara apa adanya, dengan
didasarkan atas fakta objektif sebagai kesatuan utuh dari totalitas unsur-unsur
pendukungnya (Feldman, 1967).
Karya di bawah judul “Problem Ganda”
dibuat dengan memanfaatkan bahan kayu jati, dan dikerjakan dengan teknik pahat.
Dalam proses penggarapan, karya patung ini dikerjakan dengan prinsip ide
berkembang. Artinya seniman bekerja berdasarkan bahan yang ditemui, kemudian
langsung mengeksekusi karya dengan melakukan pahatan pertama, selanjutnya pahatan
berikut mengikuti dan merespon pahatan sebelumnya.
Adapun
bentuk yang hadir tidak berdasarkan suatu perencanaan yang didasarkan gagasan
awal, akan tetapi murni sebagai hasil
improvisasi
kreatif selama proses penggarapan
berlangsung (on the spot). Sesuai
dengan judulnya, problem ganda hadir sebagai ungkapan dari dua kenyataan
berbeda, yang direpresentasikan oleh dua sisi karya patung yang meyajikan perwujudan bentuk berlainan. Pada
satu sisi, terdapat sebuah bentuk bulatan memanjang yang dihubungkan oleh
bentuk lainnya yang lebih kecil dengan dinding rongga yang melingkupi kedua
objek yang disebutkan di muka. Objek-objek bentuk bulatan memanjang ini
berukuran berbeda namun menyajikan proporsi yang harmonis di antara keduanya. Sementara pada sisi
lainnya, tergambar semacam bentuk spiral mengelilingi sebuah bentuk batangan di
tengah, juga dengan ukuran yang
proporsional (Wong, 1986) dengan
bentuk-bentuk lainnya, termasuk dengan bentuk yang ada pada sisi sebelahnya.
Meskipun tidak secara kontras, kedua sisi karya ini hadir, namun masing-masing
sisi menggambarkan adanya kompleksitas, yang merupakan ungkapan adanya
problematika.
Karya patung “Problem Ganda” disajikan
dengan pewarnaan alami sesuai warna kayu aslinya. Dengan cara ini penulis tidak
memaksakan kehendak mengeksplorasi bahan sehingga tercerabut dari keadaan
aslinya. Sebaliknya penulis justru mengangkat kekuatan karaktersitik bahan kayu
itu, sehingga warna yang dimiliki diharapkan akan menunjang karakteristik
bentuk patung yang disajikan. Dalam penyajiannya, karya patung diletakkan di
atas sebuah alas (base) sehinga
kehadirannya semakin menonjol dan kuat.
Daftar Bacaan.
Feldman,
Edmund Burke, Varieties of Visual
Experience, Basic Edition, New
York:
Harry N. Abrams Inc., Basic
Edition, 1967.
Wong, Wucius,
Principle of Two Dimentional Design, Van Nostran Reinhold
Company, Inc.,
New York, 1972, (terj, Ajat Sakri): Beberapa Azas
Merancang Dwimatra, Bandung, ITB, 1986.
“Propblem Ganda” 44 X 38 X 29,5 cm, pahatan kayu jati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar