Jumat, 03 Agustus 2012

“FLORA - FAUNA”



“FLORA - FAUNA”
DALAM PAMERAN SENI RUPA 05
DESKOMVIS-DESAIN INTERIOR-KRIYA SENI/TEKSTIL-SENI RUPA MURNI
DIES NATALIS UNS KE 29
17 – 19 Maret 2005
Di Galeri Seni Rupa Jurusan Seni Rupa Murni Fssr-Uns
Jl Ir. Sutami 36 A, Kentingan Surakarta



PENGANTAR KARYA SENI
Oleh :

DRS. AGUS NUR SETYAWAN, M. HUM.
NIP: 195603121987031001

JURUSAN SENI RUPA MURNI
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2005




KATA PENGANTAR

Tulisan Pengantar Karya Seni ini dibuat sebagai pertanggung-jawaban akademis penulis sebagai staf pengajar untuk ikut berperan serta aktif dalam pengembangan keprofesian penulis maupun pengembangan pendidikan di Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.  Adapun karya seni dengan judul: “FLORA-FAUNA”, Karya   penulis telah dipublikasikan dalam PAMERAN SENI RUPA 05, Deskomvis-Desain Interior-Kriya Seni/Tekstil-Seni Rupa Murni, dalam rangka Dies natalis UNS ke 29, 17 – 19 maret 2005, Di galeri seni rupa jurusan seni rupa murni FSSR-UNS, Jl ir. Sutami 36 a, kentingan surakarta.
Terima kasih kepada tim pakar jurusan seni rupa murni (perr reviewer) yang telah memeriksa dan melakukan verifikasi, demikian pula kepada semua pihak yang telah membantu  penulis dalam keterlibatannya pada Pameran tersebut.
Surakarta, 18 Maret  2005
                                                                                 Pelaksana,

DRS. AGUS NUR SETYAWAN, M. HUM.
NIP: 195603121987031001


Gagasan Estetis Tema Struktur Dan Implementasinya
Dalam Karya Seni DrawingFLORA-FAUNA

A.   Latar Belakang Masalah.
Kehidupan hutan dan satwa, atau lebih dikenal juga dengan sebutan flora-fauna telah berulang kali diangkat sebagai tema wacana keseharian kita, termasuk dalam hal ini kerja kesenian. Tak dapat dipungkiri bahwa hutan dengan segala karakteristiknya telah membuktikan diri sebagai sumber kehidupan yang sarat dengan nilai. Berdasar kenyataan itulah hutan menjadi sumber inspirasi yang tak habis digali dan dieksplorasi, melalui kecanggihan abstraksi para kreatornya.
Terinspirasi akan hal yang sama, penulis juga tergerak untuk mengeksplorasi nilai-nilai yang bisa diangkat sebagai tema melalui karya seni drawing berjudul “Flora-Fauna” ini. Salah satu pengertian drawing sendiri dipahami sebagai gambar yang mampu membuktikan diri sebagai karya seni yang utuh dan berdiri sendiri (Muhidin, 2009). Pada dasarnya frasa yang berbunyi flora-fauna, bagaimanapun telah menjelma sebagai suatu pemahaman kontekstual dalam benak setiap orang yang mendengar atau mengucapkannya, dan yang tergambar secara serta-merta adalah citra atau gambaran tentang sebuah habitus yang menyajikan keseimbangan kehidupan yang terhampar di luar sana, jauh di luar kehidupan kita sehari-hari. Semacam keseimbangan kehidupan yang dapat dijadikan tempat kita untuk melarikan diri dari kenyataan hari ini, dan dengan mencapainya, maka akan muncul ekspetasi yang memberikan kepuasan bagi perasaan kereinduan kita. Meski kenyataan keberadaan hutan-hutan kita dewasa ini jauh dari harapan, bahkan lebih banyak menghadirkan keprihatinan dari pada kepuasan, namun pada ranah persepsi, frasa flora-fauna yang merepresentasikan keseimbangan hidup ideal, setidaknya mampu mengobati akan kerinduan itu.
Pada ranah visualitas, gagasan keseimbangan itu dihadirkan melalui cara mengungkapkan garis yang dikelola sedemikian rupa, sehingga garis-garis hitam yang ditorehkan secara berulang menyisakan celah-celah warna putih bidang gambar (kertas) yang membentuk citra garis baru. Dalam konteks konsep struktur, maka komposisi ruang positif (berupa garis hitam) yang berdampingan dengan ruang negatif (berupa garis putih bentukan sisa goresan hitam) merupakan manifestasi totalitas kesatuan keterhubungan antar bagian yang niscara menghadirkan sistem dalam wujud komposisi citra pohon dan binatang sebagai representasi keberadaan hutan dan binatang (flora-fauna).
B.   Rumusan Masalah.
1.   Bagaimana merumuskan tema struktur sebagai gagasan penciptaan karya seni drawing berjudul “Flora-Fauna”?
2.   Bagaimana mendeskripsikan visualitas/perwujudan karya seni drawing “Flora-Fauna”?
C.   Tujuan Penulisan.
1.   Merumuskan gagasan penciptaan tema struktur ke dalam karya sen i drawing berjudul “Flora-Fauna”.
2.   Mendeskripsikan implementasi tema struktur dalam visualitas/ perwujudan karya seni drawing berjudul “Flora-Fauna”.



D.  Gagasan Penciptaan (Implementasi Teoritis).
Persepsi umum berkaitan dengan istilah flora-fauna, yang kemudian muncul dalam benak adalah gambaran tentang hutan yang lebat, di mana aneka satwa/binatang hidup bebas di alam liarnya. Dengan kata lain, frasa flora-fauna menjadi semacam representasi seputar gagasan keseimbangan hidup ideal, sebagaimana diidamkan. Sesuai dengan nilai ideal itulah maka flora-fauna penulis ‘pinjam’ sebagai wahana komunikasi pesan simbolis melalui ungkapan ekspresi drawing dengan media tinta di atas kertas.
Nilai pesan gagasan ideal keseimbangan ini penulis representasikan melalui goresan dan coretan spontan yang dikelola dalam struktur perpaduan garis dan bidang bentukan garis, di mana antara warna hitam goresan berpadu secara seimbang dengan warna putih kertas sisa goresan, yang menyajikan bentukan garis-garis baru. Keseluruhannya berpadu menyatu dalam totalitas bentuk pengambaran hutan dan binatang silih berganti.
Di sini, totalitas kesatuan keterhubungan antar unsur pada sebuah objek menciptakan apa yang kemudian disebut sebagai bentuk. Pada forma bentuk karya drawing berjudul “Flora-Fauna”, kesatuan bentuk itu menjelma dalam wujud keterhubungan dari unsur utama garis, yang bersusun berulang (secara berulang/repetitif) menghadirkan citra baru berupa bidang, sebagai akibat dari tariakan garis terbatas, sesuai imaji penulis. Dalam eksekusinya, lukisan (drawing) dikerjakan secara spontan, tanpa sketsa terlebih dahulu, sehingga kekuatan utama berupa enerji tarikan tinta yang tertoreh di atas jertas menghadirkan ekspresi suasana batin penulis sebagai penggagasnya.

E.   Deskripsi (implementasi visual) Karya Drawing “Flora – Fauna”
          Karya di bawah judul “Flora – Fauna” merupakan karya drawing yang dikerjakan dengan menggunakan tinta ballpoint di atas kertas. Karya ini mengangkat tema perpaduan harmoni antara kehidupan tumbuhan (flora) dalam interaksinya dengan kehidupan binatang (fauna). Perpaduan interaktif di antara keduanya diekspresikan melalui komposisi hitam-putih yang silih berganti memunculkan baik objek tumbuhan maupun binatang, dalam satu jalinan yang selaras.
          Kehidupan flora-fauna nyaris senantiasa mengilhami seniman dalam berkarya, dengan mengangkatnya sebagai tema karya. Melalui karya drawing ini, penulis terinspirasi kondisi alam kehidupan hutan yang menjadi habitat sempurna bagi makluk lain, di luar kehidupan tumbuhan yang menjadi penopang utama berjalannya kehidupan. Dari dinamika kehidupan hutan (flora – fauna) kita belajar tentang keseimbangan hidup antara pohon dan hewan, antara sistematika struktur kehidupan tumbuhan dengan sistematika struktur kehidupan binatang. Pada gilirannya, interaksi kedua struktur hidup ini, melahirkan lagi struktur baru, yaitu struktur kehidupan hutan.
          Media ekspresi drawing sebagai salah satu bentuk ungkapan artistik seni rupa, pada umumnya mengandalkan keterampilan tangan senimannya dengan torehan langsung, dalam bahasa perupaan yang sederhana atau bersifat monochromatik. Identik dengan sketsa, karya drawing lebih sering dengan sengaja dihadirkan melalui ungkapan garis-garis artistik yang diekploitir bersama titik. Oleh sebab itu, banyak karya drawing yang kerjakan dengan bahan tinta dengan alat-alat sederhana seperti ballpoint, pena, juga pencil.
          Karya drawing “Flora – Fauna” dikerjakan dengan tinta ballpoint di atas kertas HVS ukuran folio. Estetika pengungkapannya mengandalkan eksplorasi unsur garis dan titik yang secara akumulatif dan bervariasi membentuk bidang-bidang berupa penggambaran objek pohon, dan secara silih berganti warna dengan penggambaran wujud objek hewan (burung dengan binatang berkaki empat). Maksudnya munculnya wujud objek pohon maupun binatang dalam bidag gambar tidak dibentuk dengan menarik garis secara langsung yang kemudian ujung garisnya salibg bertemu dan membentuk bidang menyerupai wujud pohon atau binatang. Akan tetapi wujud-wujud objektif tersebut muncul akibat dari susunan garis-garis pendek dan titik, yang akumulasi himpunannya membentuk penciytraan objek yang diinginkan. Jadi tidak ada wujud objek dalam karya ini, yang hadir dalam bentuk bidang utuh sebagai akibat dari garis yang ditarik sehingga berhubungan ujungnya. Metode eksekusi karya semacam ini dimaksudkan sebagai upaya manipulasi visual untuk menghasilkan provokasi optis yang memicu kreatifitas penghayat dalam ikut berkreasi menemukan bentuk-bentuk citraan  yang dibuat.
Daftar Bacaan:
Muhidin M. Dahlan dkk. Gelaran Almanak Seni Rupa Jogja 1999-2009. Yogyakarta, Gelaran Budaya. 2009.

“FLORA-FAUNA” 21 X 29 cm.
Tinta ballpoint di atas kertas



Tidak ada komentar:

Posting Komentar