“FLORA
- FAUNA”
DALAM
PAMERAN SENI RUPA 05
DESKOMVIS-DESAIN
INTERIOR-KRIYA SENI/TEKSTIL-SENI RUPA MURNI
DIES
NATALIS UNS KE 29
17
– 19 Maret 2005
Di
Galeri Seni Rupa Jurusan Seni Rupa Murni Fssr-Uns
Jl Ir. Sutami 36
A, Kentingan Surakarta
PENGANTAR
KARYA SENI
Oleh
:
DRS. AGUS NUR
SETYAWAN, M. HUM.
NIP:
195603121987031001
JURUSAN
SENI RUPA MURNI
FAKULTAS
SASTRA DAN SENI RUPA
DEPARTEMEN
PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS
MARET
SURAKARTA
2005
KATA
PENGANTAR
Tulisan Pengantar Karya Seni ini dibuat sebagai pertanggung-jawaban
akademis penulis sebagai staf pengajar untuk ikut berperan serta aktif dalam
pengembangan keprofesian penulis maupun pengembangan pendidikan di Jurusan Seni
Rupa Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta. Adapun karya seni dengan judul:
“FLORA-FAUNA”, Karya penulis telah dipublikasikan dalam PAMERAN SENI RUPA 05, Deskomvis-Desain
Interior-Kriya Seni/Tekstil-Seni Rupa Murni, dalam rangka Dies natalis UNS ke
29, 17 – 19 maret 2005, Di galeri seni rupa jurusan seni rupa murni FSSR-UNS,
Jl ir. Sutami 36 a, kentingan surakarta.
Terima kasih kepada
tim pakar jurusan seni rupa murni (perr
reviewer) yang telah memeriksa dan melakukan verifikasi, demikian pula kepada
semua pihak yang telah membantu penulis
dalam keterlibatannya pada Pameran tersebut.
Surakarta, 18 Maret 2005
Pelaksana,
DRS.
AGUS NUR SETYAWAN, M. HUM.
NIP:
195603121987031001
Gagasan
Estetis Tema Struktur Dan Implementasinya
Dalam
Karya Seni Drawing “FLORA-FAUNA”
A. Latar Belakang Masalah.
Kehidupan hutan dan satwa, atau lebih dikenal juga dengan sebutan
flora-fauna telah berulang kali diangkat sebagai tema wacana keseharian kita,
termasuk dalam hal ini kerja kesenian. Tak dapat dipungkiri bahwa hutan dengan
segala karakteristiknya telah membuktikan diri sebagai sumber kehidupan yang
sarat dengan nilai. Berdasar kenyataan itulah hutan menjadi sumber inspirasi
yang tak habis digali dan dieksplorasi, melalui kecanggihan abstraksi para
kreatornya.
Terinspirasi akan hal yang sama, penulis juga tergerak untuk
mengeksplorasi nilai-nilai yang bisa diangkat sebagai tema melalui karya seni drawing berjudul “Flora-Fauna” ini. Salah
satu pengertian drawing sendiri dipahami
sebagai gambar yang mampu membuktikan diri sebagai karya seni yang utuh dan
berdiri sendiri (Muhidin, 2009). Pada dasarnya frasa yang berbunyi flora-fauna,
bagaimanapun telah menjelma sebagai suatu pemahaman kontekstual dalam benak
setiap orang yang mendengar atau mengucapkannya, dan yang tergambar secara
serta-merta adalah citra atau gambaran tentang sebuah habitus yang menyajikan keseimbangan
kehidupan yang terhampar di luar sana, jauh di luar kehidupan kita sehari-hari.
Semacam keseimbangan kehidupan yang dapat dijadikan tempat kita untuk melarikan
diri dari kenyataan hari ini, dan dengan mencapainya, maka akan muncul
ekspetasi yang memberikan kepuasan bagi perasaan kereinduan kita. Meski kenyataan
keberadaan hutan-hutan kita dewasa ini jauh dari harapan, bahkan lebih banyak
menghadirkan keprihatinan dari pada kepuasan, namun pada ranah persepsi, frasa
flora-fauna yang merepresentasikan keseimbangan hidup ideal, setidaknya mampu
mengobati akan kerinduan itu.
Pada ranah visualitas, gagasan keseimbangan itu dihadirkan melalui cara
mengungkapkan garis yang dikelola sedemikian rupa, sehingga garis-garis hitam
yang ditorehkan secara berulang menyisakan celah-celah warna putih bidang
gambar (kertas) yang membentuk citra garis baru. Dalam konteks konsep struktur,
maka komposisi ruang positif (berupa garis hitam) yang berdampingan dengan
ruang negatif (berupa garis putih bentukan sisa goresan hitam) merupakan manifestasi
totalitas kesatuan keterhubungan antar bagian yang niscara menghadirkan sistem
dalam wujud komposisi citra pohon dan binatang sebagai representasi keberadaan
hutan dan binatang (flora-fauna).
B.
Rumusan Masalah.
1.
Bagaimana
merumuskan tema struktur sebagai gagasan penciptaan karya seni drawing berjudul “Flora-Fauna”?
2.
Bagaimana
mendeskripsikan visualitas/perwujudan karya seni drawing “Flora-Fauna”?
C.
Tujuan Penulisan.
1.
Merumuskan
gagasan penciptaan tema struktur ke dalam karya sen i drawing berjudul “Flora-Fauna”.
2.
Mendeskripsikan
implementasi tema struktur dalam visualitas/ perwujudan karya seni drawing berjudul “Flora-Fauna”.
D. Gagasan
Penciptaan (Implementasi Teoritis).
Persepsi umum
berkaitan dengan istilah flora-fauna, yang kemudian muncul dalam benak adalah
gambaran tentang hutan yang lebat, di mana aneka satwa/binatang hidup bebas di
alam liarnya. Dengan kata lain, frasa flora-fauna menjadi semacam representasi
seputar gagasan keseimbangan hidup ideal, sebagaimana diidamkan. Sesuai dengan
nilai ideal itulah maka flora-fauna penulis ‘pinjam’ sebagai wahana komunikasi
pesan simbolis melalui ungkapan ekspresi drawing dengan media tinta di atas
kertas.
Nilai pesan
gagasan ideal keseimbangan ini penulis representasikan melalui goresan dan
coretan spontan yang dikelola dalam struktur perpaduan garis dan bidang
bentukan garis, di mana antara warna hitam goresan berpadu secara seimbang
dengan warna putih kertas sisa goresan, yang menyajikan bentukan garis-garis
baru. Keseluruhannya berpadu menyatu dalam totalitas bentuk pengambaran hutan
dan binatang silih berganti.
Di sini, totalitas
kesatuan keterhubungan antar unsur pada sebuah objek menciptakan apa yang
kemudian disebut sebagai bentuk. Pada forma bentuk karya drawing berjudul “Flora-Fauna”, kesatuan bentuk itu menjelma dalam
wujud keterhubungan dari unsur utama garis, yang bersusun berulang (secara berulang/repetitif)
menghadirkan citra baru berupa bidang, sebagai akibat dari tariakan garis
terbatas, sesuai imaji penulis. Dalam eksekusinya, lukisan (drawing) dikerjakan secara spontan,
tanpa sketsa terlebih dahulu, sehingga kekuatan utama berupa enerji tarikan
tinta yang tertoreh di atas jertas menghadirkan ekspresi suasana batin penulis
sebagai penggagasnya.
E.
Deskripsi
(implementasi visual) Karya
Drawing “Flora – Fauna”
Karya
di bawah judul “Flora – Fauna” merupakan karya drawing yang dikerjakan dengan
menggunakan tinta ballpoint di atas kertas. Karya ini mengangkat tema perpaduan
harmoni antara kehidupan tumbuhan (flora) dalam interaksinya dengan kehidupan
binatang (fauna). Perpaduan interaktif di antara keduanya diekspresikan melalui
komposisi hitam-putih yang silih berganti memunculkan baik objek tumbuhan
maupun binatang, dalam satu jalinan yang selaras.
Kehidupan
flora-fauna nyaris senantiasa mengilhami seniman dalam berkarya, dengan
mengangkatnya sebagai tema karya. Melalui karya drawing ini, penulis
terinspirasi kondisi alam kehidupan hutan yang menjadi habitat sempurna bagi
makluk lain, di luar kehidupan tumbuhan yang menjadi penopang utama berjalannya
kehidupan. Dari dinamika kehidupan hutan (flora – fauna) kita belajar tentang
keseimbangan hidup antara pohon dan hewan, antara sistematika struktur
kehidupan tumbuhan dengan sistematika struktur kehidupan binatang. Pada
gilirannya, interaksi kedua struktur hidup ini, melahirkan lagi struktur baru,
yaitu struktur kehidupan hutan.
Media
ekspresi drawing sebagai salah satu bentuk ungkapan artistik seni rupa, pada
umumnya mengandalkan keterampilan tangan senimannya dengan torehan langsung,
dalam bahasa perupaan yang sederhana atau bersifat monochromatik. Identik dengan
sketsa, karya drawing lebih sering
dengan sengaja dihadirkan melalui ungkapan garis-garis artistik yang
diekploitir bersama titik. Oleh sebab itu, banyak karya drawing yang kerjakan dengan bahan tinta dengan alat-alat sederhana
seperti ballpoint, pena, juga pencil.
Karya
drawing “Flora – Fauna” dikerjakan
dengan tinta ballpoint di atas kertas HVS ukuran folio. Estetika
pengungkapannya mengandalkan eksplorasi unsur garis dan titik yang secara
akumulatif dan bervariasi membentuk bidang-bidang berupa penggambaran objek
pohon, dan secara silih berganti warna dengan penggambaran wujud objek hewan
(burung dengan binatang berkaki empat). Maksudnya munculnya wujud objek pohon
maupun binatang dalam bidag gambar tidak dibentuk dengan menarik garis secara
langsung yang kemudian ujung garisnya salibg bertemu dan membentuk bidang
menyerupai wujud pohon atau binatang. Akan tetapi wujud-wujud objektif tersebut
muncul akibat dari susunan garis-garis pendek dan titik, yang akumulasi
himpunannya membentuk penciytraan objek yang diinginkan. Jadi tidak ada wujud
objek dalam karya ini, yang hadir dalam bentuk bidang utuh sebagai akibat dari
garis yang ditarik sehingga berhubungan ujungnya. Metode eksekusi karya semacam
ini dimaksudkan sebagai upaya manipulasi visual untuk menghasilkan provokasi
optis yang memicu kreatifitas penghayat dalam ikut berkreasi menemukan
bentuk-bentuk citraan yang dibuat.
Daftar Bacaan:
Muhidin M. Dahlan dkk. Gelaran Almanak Seni Rupa Jogja 1999-2009. Yogyakarta, Gelaran
Budaya. 2009.
“FLORA-FAUNA” 21 X 29 cm.
Tinta ballpoint di atas kertas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar